Lautan Sampah di Kota Padang Memuncak Hingga Mencapai 640 TON – Althea Ecobag

Lautan Sampah di Kota Padang Memuncak Hingga Mencapai 640 TON

Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga kini. Sementara, pertumbuhan penduduk serta…

Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga kini. Sementara, pertumbuhan penduduk serta perubahan pola konsumsi juga menjadi alasan peningkatan volume sampah. Hal ini terlihat banyaknya penggunaan plastik terutama cup plastik dan kantong plastik. Kehadiran sampah kota merupakan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dan pengelola kota. Keberadaan sampah erat hubungannya dengan faktor kesehatan, kebersihan, keindahan, dan kenyamanan lingkungan.

Pertumbuhan penduduk di Kota Padang setiap hari meningkat, tercatat jumlah penduduk mencapai 914 ribu jiwa. Namun angka ini juga diimbangi dengan total sampah yang dihasilkan mencapai 640 ton, dan hanya 500 ton yang sampai ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Selisih 140 ton ini kemungkinan dipungut oleh pemulung yang nantinya disalurkan ke pusat daur ulang, dan sisa lainnya tidak terkelola. Sisa lainnya ini dibuang masyarakat ke aliran air hingga sungai yang kemudian bermuara ke laut. Penjelasan ini disampaikan oleh Mairizon selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang.

Mairizon juga mengatakan bahwa dukungan pemerintah Kota Padang sudah diupayakan melalui program padang bergotong royong pada 17 Juli 2022, dimana tujuannya agar meningkatkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawab kebersihan kota. Kehadiran sampah kota merupakan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dan pengelola kota.

Menurutnya berdasarkan Perda No 21 Tahun 2012, jika sampah masih berada di rumah, maka menjadi kewajiban masyarakat untuk mengelolanya sebelum sampai ke tempat penampungan sampah (kontainer sampah). Selain itu pemerintah daerah juga menyediakan ratusan container sampah, serta puluhan becak motor untuk mengangkut sampat dari rumah warga ke tempat penampung sementara. Meskipun pemerintah daerah sudah memberikan solusi, namun warga sekitar masih mengeluhkan hal lain. Menurut warga, lokasi container sampah cukup jauh dari rumah mereka. Selain itu jumlah container sampah masih kurang 59 unit. Marizon menambahkan ada tambahan bantuan sebanyak 12 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Untuk permasalahan jarak, pemerintah memberikan solusi berupa becak motor pengangkut sampah yang diberikan ke kelurahan. Namun disini kendala nya ada di bagian biaya operasional (bbm, perawatan, jasa petugas). Saat ini setiap kelurahan sudah menarik iuran Rp 10.000-Rp 15.000/bulan kepada warga untuk biaya opersional becak motor pengangkut sampah. Namun partisipasi warga dalam membayar iuran masih rendah dan bahkan sebagian warga memilih untuk membuang sampah di pinggir jalan. Antisipasi pemerintah daerah dalam pembuangan sampah di pinggir jalan adalah dengan diadakan patrol rutin. Jika sampai tertangkat basah, maka akan diproses pidana ringan dengan ancaman hukuman 3 bulan serta denda Rp 500.000.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Mairizon mengatakan rencana pengurangan sampah dengan program pemasangan stiker. Program pemasangan stiker ini menunjukkan partisipasi rumah makan, swalayan, dan ritel dalam pengurangan pemakaian kantong belanja plastik. Peraturan larangan penggunaan kantong plastik mulai efektif dimulai pada Desember 2020 di setiap swalayan, dan selanjutnya mulai diterapkan di pasar tradisional pada Desember 2021. Perarturan ini mengacu pada Perwako No. 36 Tahun 2018 mengenai pengurangan penggunaan kantong plastik di Padang. Menurut dia jika terjadi pelanggaran maka akan dikenakan sanksi yaitu para pelanggar akan di ekspos ke media massa ataupun sanksi sosial. Menurutnya sampah plastik mencapai 35 persen dari total sampah yang ada di Kota Padang. Jika dihitung dari 640 ton per hari total sampah yang terdapat di TPA Air Dingin, kemudian dikalikan dengan 35 persen total sampah plastik. Maka hampir 224 ton sampah plastik ada di Kota Padang setiap harinya. Penumpukan sampah akan memicu polusi air, udara, dan tanah. Selain itu juga menyebabkan sumber penyakit seperti diare, infeksi pernafasan, iritasi kulit.

Sampah plastik juga berasal dari rumah tangga, terutama ibu rumah tangga yang kegiatannya berkaitan dengan aktivitas seperti dapur. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku ibu rumah tangga dalam melakukan pengelolaan sampah. Salah satu nya adalah tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah. Hal ini dapat dilihat dengan membuang sampah sembarang, sehingga ketika hujan menyebabkan air tergenang, sampah berserakan, lingkungan tempat tinggal kotor, dan menyebabkan bau tidak sedap. Menurut Dinas Lingkungan Hidup hingga tahun 2020 memperkirakan satu juta penduduk kota Padang, rata-rata perorangannya menghasilkan 0,5 kg sampah per hari. Estimasi apabila ada 500 ton sampah dengan luas tempat pembuangan akhir (TPA) di Air Dingin sekitar 16 hektar, maka diperkirakan 8-10 tahun kedepan tempat tersebut tidak akan sanggup menampung sampah. 

Kantong plastik merupakan jenis sampah yang membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun bahkan hingga 100 tahun untuk terurai secara alamiah, sehingga menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Bahkan untuk kantong plastik kresek hitam merupakan hasil dari proses daur ulang plastik bekas yang mengandung zat karsinogen, zat ini sangat berbahaya bagi kesehatan.

Penggurangan sampah plastik harus dimulai dari kesadaran serta kebiasaan masyarakat dalam pemakaian plastik sebagai kantong belanja. Alternatif kantong belanja plastik dengan penggantian tas belanja ramah lingkungan / ecobag. Tas belanja berbahan spunbond yang tidak mengandung bahan kimia dan aman bagi lingkungan. Tas belanja dengan bahan ini juga dapat digunakan berkali-kali sehingga tidak menimbulkan sampah serta praktis dibawa. Salah satu tas belanja yaitu tas dari produk altheaecobag. Produk altheaecobag ini memiliki desain yang menarik, dan untuk kualitasnya terbaik. Memiliki beberapa macam ketebalan yang menyesuaikan permintaan. Tas spunbond altheaecobag sudah banyak dipasarakan, dan tersedia di market online. Berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur, tepatnya di Jl. Satria Gang 2, Taman. Diharapkan dengan hilangnya permasalahan sampah, membuat lingkungan sekitar menjadi sehat, bersih, dan indah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *